Abstract
[Bahasa]: Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan model Wallas (1926). Subjek penelitian terdiri dari 6 siswa kelas VII, masing-masing dua siswa memiliki kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir kreatif siswa kategori tinggi yaitu siswa memahami permasalahan dan informasi yang diberikan dengan menuliskan apa yang diketahui maupun yang ditanyakan (persiapan), siswa tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memikirkan solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan mengingat soal yang sudah diajarkan (inkubasi), siswa mendapatkan ide untuk memecahkan masalah (Iluminasi), dan siswa menguji ide dan memeriksa kembali pemecahan masalah sebelum mengambil kesimpulan yang tepat (verifikasi). Proses berpikir kreatif siswa kategori sedang yaitu siswa mencoba untuk memahami permasalahan akan tetapi kurang memahami informasi atau petunjuk yang diberikan (persiapan), siswa diam megingat kembali rumus yang digunakan untuk memecahkan masalah (Inkubasi), siswa menghasilkan ide berdasarkan pemahamannya terhadap soal untuk memecahkan masalah (Iluminasi), dan siswa menguji ide dihasilkan dan tidak memeriksa kembali proses pemecahan masalah (verifikasi). Proses berpikir kreatif siswa kategori rendah yaitu siswa tidak memahami permasalahan dan informasi yang diberikan (persiapan), siswa membutuhkan waktu yang lama untuk memikirkan solusi dari permasalahan (Inkubasi), siswa gagal dalam menemukan ide untuk memecahkan permasalahan (Iluminasi), dan siswa menguji ide yang dihasilkan dan tidak memeriksa kembali jawaban yang telah diujikan (verifikasi).
Kata kunci: Berpikir Kreatif; Model Wallas; Pemecahan Masalah; Kemampuan Siswa
[English]: This qualitative research aims at getting insight on students’ creative thinking in solving mathematics problems based on Wallas’ model (1926). The subjects are six students in 7th grade, each two students respectively have high, medium and low mathematics ability. Data is collected through test and interview. This research shows that the students in high category can understand the problem and given information by writing what is known and asked (preparation), can easily think the solution of the problem by remembering the previous problem (incubation), get the ideas to solve the problem (illumination), and examine the ideas and re-check the solution before drawing the proper conclusion (verification). The students in medium category try to understand the problem but they are less in understanding the given information or hint (preparation), remember the formula to solve the problem (incubation), generate the ideas from their understanding to solve the problem (illumination), and examine the ideas and do not check the solution again (verification). For students in low category, they do not understand the problem and the given information (preparation), have a while to think the solution (incubation), fail to find any ideas to solve the problem (illumination), and examine the generated ideas and do not re-check the solution (verification).
Keywords: Creative Thinking; Walla’s Model; Problem Solving; Students’Ability
Downloads
References
Defitriani, Eni. (2014). Profil Berpikir Kreatif Siswa Kelas Akselerasi Dalam Memecahkan Masalah Matematika Terbuka. Jurnal Penelitian Matematika : Volume 6 Nomor 2, Desember 2014, hal. 65 – 76
Haylock, Derek. (1997). Recognising Mathematical Creativity in Schoolchildren. http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM volume 29 (June 1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X.
Kaur, B. (1997). Difficulties Problem Solving in Mathematics. Journal for Research in Mathematics Education, vol. 2, issue 1, 93-112.
Krulik, Stephen & Rudnick, Jesse A. (1995). The New Sourcebook for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Needham Heights, Massachusetts: Allyn & Bacon
Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
OECD. (2016). PISA 2015 Results in Focus. Canada: OECD
Pehkonen, E. (1999). Fostering of Mathematical Creativity. [online] In: Zentralblatt fuer Didaktik der Mathematik. The International Journal on Mathematics Education Vol. 3, pp. 63-67.
Saefudin, A.A. (2011). Proses Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar (SD )Berkemampuan Matematika Tinggi Dalam Pemecahan Masalah Matematika Terbuka. Universitas PGRI Yogyakarta.Yogyakarta. ISBN: 978-979-16353-6-3.
Siswono, T.Y.E. dan Kurniawati, Y. (2004). Penerapan Model Wallas untuk Mengidentifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah Matematika dengan Informasi Berupa Gambar1. J. Nas. “MATEMATIKA, Jurnal Matematika atau Pembelajarannya”, Tahun 2004 ISSN: 0852-7792.
Siswono, T.Y.E. (2004). Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah (Problem Posing) Matematika Berpandu dengan Model Wallas dan Creative Problem Solving (CPS). Buletin Pendidikan Matematika FKIP UNPATTI Ambon Volume 6 Nomor 2, ISSN: 1412-2278
Siswono, T.Y.E., Rosyidi, Abdul Haris. (2005). Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika. Proseding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika di Jurusan Matematika FMIPA Unesa, 28 Pebruari 2005
Soekamto, T dan Udin S, MA. (1997). Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wallas, G. (1926). The art of thought. London, UK: Jonathan Cape.
Wulantina, Endah dkk (2015). Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika ditinjau dari Kemampuan matematika Pada Siswa Kelas X MIA SMAN 6 Surakarta. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. ISSN: 2339-1685 Vol.3, No.6, hal 671-682